Idul Fitri Lembaran Baru dalam Siklus Pembelajaran

Kartu Lebaran

Puasa Ramadhan yang diakhiri dengan hari raya Idul Fitri, merupakan satu milestone dalam proses pembelajaran hidup umat muslim.

Banyak yang beranggapan, Puasa adalah kawah candradimuka untuk kembali mengingatkan umat muslim untuk senantiasa mawas terhadap diri sendiri dalam beriman kepada Allah dan menjalankan kewajiban untuk beribadah. Setelah puasa Ramadhan selama satu bulan maka umat muslim akan bertemu dengan Idul Fitri. Semua orang berbahagia, bersukacita di hari Idul Fitri.

Usai Idul Fitri, umat muslim kembali ke rutinitas harian tanpa puasa, beribadah, dan bekerja untuk menjemput rizki. Rutinitas yang akan dilalui selama 11 bulan. Hingga akhirnya, jika masih memiliki umur, umat muslim akan berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan.

Siklus ini layaknya sebuah siklus pembelajaran Kolb & Fry

Kolb & Fry Learning Cycle

Dalam 1 bulan puasa, Umat muslim mengalam siklus Experience, yang kemudian akan bertemu siklus Observation & Reflection ketika melalui 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Saat Idul Fitri, umat muslim memasuki tahap Development of Ideas. Kebahagiaan dan suka cita Idul Fitri merupakan sebuah refreshment semangat baru dalam menjalani 11 bulan kedepan dengan lebih baik.

Dan tahap Trial sudah pasti adalah 11 bulan yang dilalui umat muslim sebelum bertemu kembali dengan Idul Fitri.

Selamat merayakan Idul Fitri.

Taqabbalallahu minna waminkum wa ahalahullahu ‘alaik

Mengenal ADDIE

icecream

Model ADDIE merupakan model paling umum digunakan dalam membuat desain instruksi (instructional design) sebuah pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud melingkupi training, mata kuliah, mata pelajaran hingga konten e-learning. Beragam model yang digunakan dalam membuat desain pemblejaran, sebenarnya pengembangan dari model ADDIE.

Sesuai singkatannya, ADDIE memiliki 5 tahap: Analysis, Design, Development, Implementatation dan Evaluation

Analysis

Pada tahap awal, diperlukan pengumpulan beragam informasi untuk menentukan struktur penyampaian materi, media dan alat bantu yang dipakai, studi kasus dan simulasi. Informasi tersebut adalah:

– Tujuan pembelajaran

Apa yang tujuan umum pembelajaran bagi trainee

– Hasil yang diharapkan,

Indikator pencapaian seperti apa yang diharapkan saat trainee berhasil menyelesaikan pembelajaran. Indikator ini diukur dari segi performa, pengetahuan, sikap dan kemampuan.

– Analisis pembelajar/trainee

Bagaimana karakteristik trainee? Pengetahuan apa yang sudah dimiliki saat trainee mengikuti pembelajaran ini? Hal apa saja yang bisa membuat trainee lebih engage dengan pembelajaran?.

Bagaimana wujud lingkungan pembelajaran? Apakah berupa kelas tatap muka biasa? Kelas diskusi? Atau bahkan kelas online & jarak jauh

– Manajemen projek

Bagaimana waktu, sumberdaya dan pihak-pihak yang dilibatkan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Design

Menggunakan informasi yang diperoleh dari tahap analysis, desain pembelajaran yang pertama-tama dilakukan adalah:

– Desain tugas (task)

Rancangan langkah-langkah yang akan dijalani oleh trainee untuk menyelesaikan setiap tahapan pembelajaran

– Desain informasi

Berapa banyak materi yang akan ditampilkan, dan bagaimana cara menyajikan materi pembelajaran tersebut ke pada trainee supaya bisa menarik perhatian dan menciptakan engagement

– Desain Antarmuka

Bagaimana visualisasi penyajian materi pembelajaran sehingga mempermudah tercapainya pengalaman belajar.

Developments

Tahap ini membuat beragam media yang akan digunakan trainee dalam proses pembelajaran. Media tersebut adalah: Slide presentasi, Animasi, Halaman web, Daftar bahan bacaan, serta bahan-bahan lainya.

Implementation

Di sini intruksi dan materi pembelajaran mulai diterapkan ke trainee dalam suatu proses pembelajaran.

Evaluation

Seiring tahap implementasi, proses pembelajaran terus dipantau untuk memastikan

  • Apakah tujuan pembelajaran sudah bisa tersampaikan?
  • Apakah pencapaian trainee sesuai dengan yang diharapkan?
  • Mampukan trainee mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan mudah?
  • Berhasilkah engangement tercipta?
  • dst…

Setelah evaluasi, akan kembali dilakukan analisa, di bagian manakah perlu dilakukan perbaikan. Kemudian proses berulang lagi dari desain hingga evaluasi. Tahapan ini terus berulang hingga tercapai suatu pembelajaran sesuai standar penyelenggara.

 

Apa itu Instructional Design

Library, Perpustakaan

Pasti anda pernah mengikuti suatu training, baik training ruangan maupun e-learning, dalam karir pekerjaan anda. Diantara training tersebut ada yang menurut anda sangat bagus sehingga anda masih merasa anda memperoleh sesuatu yang bermanfaat dan anda masih bisa menerapkan materi training tersebut dalam pekerjaan anda. Namun di sisi lain ada training yang anda merasa tidak mendapat banyak manfaat karena gagal memahami apa yang disampaikan, padahal menurut anda materi yang disajikan dalam training tersebut penting bagi pekerjaan anda. Perbedaan antara training bagus dan tidak adalah terletak pada Instructional Design.

Instructional Design adalah proses untuk merancang proses penyampaian materi dalam sebuah proses pembelajaran untuk menciptakan pengalaman pembelajaran (learning experience) yang mampu membuat pemahaman materi dan pengetahuan lebih menarik, efektif dan efisien.

Diantara sekian banyak model Instructional Design, hanya ada 2 yang paling sering digunakan di Indonesia. Kedua model tersebut adalah ADDIE dan SAM :

ADDIE

Model ini paling sering digunakan dalam menerapkan Instructional Design pada proses pembelajaran. Sehingga terkadang Instructional Design identik dengan ADDIE. Terdapat 5 tahap dalam model ini Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluation. Model ini cocok bagi mereka yang masih awam dalam Instructional Design. Penjelasan lebih lanjut tentang ADDIE saya sajikan dalam tulisan tersendiri.

SAM atau Rapid Prototyping

Bagi mereka yang sudah familiar dengan Instructional Designer, tahap Design dan Develop seringkali sengaja dilewatkan dan langsung masuk ke Implement. Pada tahap Evaluation maka akan diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki, setelah diperbaiki langsung kembali implementasi. Proses Evaluation dan Implementasi ini terus berulang sampai diperoleh proses pembelajaran yang paling ideal. Model ini disebut sebagai  successive approximation model (SAM) atau disebut juga Rapid Prototyping.

Dalam dunia kerja, orang yang ahli dalam bidang Instructional Design disebut dengan Instructional Designer. Bagaimana seorang Instructional Designer bekerja dalam membuat sebuah proses pembelajaran akan saya tulis di posting mendatang.

Contoh konten E-learning yang telah melalui proses ADDIE dengan baik bisa dilihat pada tautan ini.

SUMBER

 

 

5 Faktor Penting SEO 2015

seo2015 sumber: kurangcermat.com

Judul di atas dikutip dari presentasi Kang Syarif, co founder Cyberlabs, pada acara rutin yang diselenggarakan oleh ProcodeCG di BCCF taman cibeunying.

SEO merupakan singkatan dari Search Engine Optimization, metode yang digunakan untuk meningkatkan peluang tampil suatu website di halaman mesin pencarian, terutama google.

SEO mengalami perubahan dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan perilaku pemanfaatan internet. Berawal dari algoritma mesin pencari yang mengutamakan text indexing pada suatu situs, saat ini algoritma mesin pencari juga memperhitungkan pengaruh social media bahkan kemudahan akses untuk perangkat mobile.

Perubahan algoritma SEO mesin pencari Google  adalah sebagai berikut:
Google ‘Caffeine” – 2009
Google “Social Signal” – 2010
Google “Panda/Farmer” – 2011
Google “Penguin” – 2012
Google “EMD(Exact Match Domain)” – 2012
Google “Humming Bird” 2013

Dengan perkembangan algortima tesebut, menurut Kang Syarif, terdapat 5 faktor yang bisa digunakan untuk optimasi website agar memiliki kemungkinan besar tampil di mesin pencari, yaitu:
1. Mobile Friendly Website
Pastikan website memiliki tampilan yang bisa menyesuaikan saat dibuka dari perangkat mobile.
2. Tingkatkan Kualitas Search Metrics
Gunakan analytic tool untuk melihat di bagian mana website perlu optimasi
3. Backlink
Gunakan backlink melalui situs yang memiliki page rank yang tinggi. Jangan gunakan backlink secara berlebihan karena akan berakibat buruk pada website yang bersangkutan
4. Social Signal
Setiap link website yang disebutkan dalam posting social media akan dihitung sebagai poin. Semakin banyak interaksi yang terjadi pada psoting tersebut semakin besar pula poin yang diperoleh. Jenis Social Media juga berpengaruh dalam penilaian. Google Plus menyumbangkan poin paling tinggi dibanding Social Media lainnya.
5. Gunakan Schema MarkUp
Penggunaan schema markup pada HTML website akan meningkatkan kemungkinan tampilnya website dalam mesin pencari

Algoritma yang digunakan oleh mesin pencari adalah rahasia masing-masing mesin pencari. Apabila 5 faktor yang disebutkan di atas diterapkan dengan baik pada website, maka optimasi bisa diperoleh.